Pentingnya Menjaga Kesehatan Seksual Sejak Dini, Apa yang Harus Dilakukan?
Guna mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi, menjaga kesehatan seksual sejak dini merupakan hal yang penting. Apalagi saat ini masih banyak sekali ditemukan kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) di Indonesia.
Faktor yang menyebabkan hal tersebut ada banyak, mulai dari hubungan seksual tanpa pengaman hingga memiliki banyak pasangan seksual. Dan tidak adanya pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan seksual semakin memperparah kondisi ini. Oleh karena itu, yuk ketahui apa yang sebaiknya harus dilakukan sebagai solusi.
Menjaga Kesehatan Seksual Lewat Pendidikan Seks
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan seks masih menjadi hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Banyak pula yang beranggapan bahwa mengenalkan anak pada hal-hal seksual sejak dini, justru dapat menjerumuskan anak pada hubungan seksual tersebut.
Padahal, pendidikan seksual ini bukan semata-mata hanya mengajarkan kepada anak cara bereproduksi. Lebih dari itu, pendidikan seks bertujuan agar anak muda bisa memahami akan pentingnya menjaga kesehatan seksual. Sehingga kelak mereka bisa hidup produktif dan terhindar dari penyakit menular seksual.
Jika tidak diajarkan pendidikan seksual sejak dini, ada risiko anak mencari tahu sendiri dan mungkin berujung pada hal yang tidak diinginkan. Sebab pada dasarnya hasrat seksual dalam diri manusia akan muncul setelah memasuki usia remaja. Dan anak di usia remaja yang penuh rasa ingin tahu, berisiko terjerumus pergaulan bebas karena tidak memiliki dasar pendidikan seksual.
Itulah kenapa menjaga kesehatan seksual sejak dini lewat pendidikan seks adalah hal yang penting. Apalagi orang tua dan keluarga adalah tempat pendidikan pertama anak, jadi jangan sampai anak menjadi tertutup kepada mereka.
Panduan Pendidikan Seksual
1. 0-2 Tahun
Pendidikan seks diberikan sejak dini untuk menjaga kesehatan seksual anak hingga ia dewasa nantinya. Oleh karena itu, pendidikan tersebut dimulai tidak ketika anak telah memasuki fase remaja, melainkan jauh sebelum itu.
Secara umum, orang tua bisa dapat mulai memberikan pendidikan seksual sejak awal-awal kehidupan buah hati. Di usia 0-2 tahun, anak biasanya menunjukkan ketertarikan pada bagian-bagian dari anggota tubuhnya.
Untuk menyikapi hal tersebut, orang tua dapat mengajarkan si kecil terkait nama-nama dari anggota tubuh tersebut. Dan penyebutan namanya sebaiknya dilakukan dengan benar atau bukan perumpamaan supaya anak tidak bingung.
2. 3-5 Tahun
Ketika anak memasuki usia 3-5 tahun, anak sudah bisa mengerti terkait perbedaan jenis kelamin. Jadi orang tua bisa mengajarkan buah hati mengenai perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita.
Beri pemahaman pula bahwa alat kelamin merupakan organ tubuh yang sangat privasi, sehingga tidak boleh ada orang lain yang menyentuhnya selain dirinya sendiri. Ingatkan kepada anak bahwa anggota tubuhnya merupakan milik dirinya sendiri.
3. 6-8 Tahun
Saat menginjak usia ini, banyak sekali anak kecil yang penasaran dari mana datangnya bayi. Keluarga yang tidak tahu tentang pentingnya pendidikan seksual biasanya menjawab asal, bahkan terkadang enggan untuk menjawab dan mengalihkan perhatian anak ke hal lain.
Padahal yang sebaiknya dilakukan adalah menjawab rasa penasaran tersebut dengan benar, karena itu akan menjadi pondasi dasar dalam menjaga kesehatan seksual sejak dini. Di sini orang tua bisa menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak, dan tekankan bahwa perilaku tersebut hanya boleh dilakukan orang orang dewasa yang sudah menikah.
4. 9-12 Tahun
Pubertas merupakan tahap perkembangan anak menjadi dewasa secara seksual. Dan rentang usia ini biasanya menjadi tahap awal pubertas tersebut, dimana akan terjadi perubahan fisik dan emosional pada diri anak. Tentunya dibutuhkan peran keluarga dalam mendampingi si kecil pada momen-momen tersebut.
Orang tua bisa menjelaskan perubahan yang dapat terjadi pada anak seperti ukuran payudara dan penis yang berubah, tumbuhnya rambut kemaluan, anak mengalami mimpi basah, dan lain-lain. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan sopan, serta ingatkan bahwa semua itu adalah hal yang normal.
Ketika menjelaskan hal ini, sebaiknya anak laki-laki didampingi oleh ayahnya atau anggota keluarga yang memiliki jenis kelamin sama. Begitu pula anak perempuan, sebaiknya diberi penjelasan oleh ibunya.
5. 12-18 Tahun
Masalah seperti seks bebas sering terjadi pada anak dalam rentang usia ini. Namun dengan menanamkan pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan seksual sejak dini, orang tua dapat meminimalisir masalah seperti itu.
Karena sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan seksual, maka tugas orang tua di sini adalah selalu mengingatkan anak bahwa hubungan seksual hanya bisa dilakukan oleh pasangan menikah. Orang tua juga dapat mengingatkan tentang nilai-nilai moral dan agama yang dianut keluarga untuk menjadi benteng si kecil.
Apakah Perlu Sosialisasi Kondom Sejak Dini?
Di kalangan orang dewasa di Indonesia, kondom masih sering dianggap tabu untuk dibicarakan. Padahal kondom itu merupakan salah satu alat kontrasepsi yang memiliki banyak manfaat. Selain mencegah kehamilan, kondom berguna untuk meminimalisir risiko penularan penyakit menular seksual.
Jadi sosialisasi kondom dalam pendidikan seksual itu perlu dilakukan. Anak yang sudah memasuki usia remaja perlu diperkenalkan kondom dan apa fungsinya. Bukan mendorong mereka menggunakannya untuk berhubungan seksual, justru sebaliknya.
Sosialisasi kondom pada remaja dilakukan agar anak dapat memahami serta menjaga kesehatan seksual dan reproduksi mereka. Dengan memahaminya, anak pun tidak akan coba-coba membeli atau menggunakannya.
Sebab perlu diingat bahwa di zaman sekarang, siapa pun dapat membeli kondom tanpa harus menunjukkan identitas atau memiliki resep dokter. Apalagi kepraktisan internet membuat kondom bisa dibeli online dengan mudah oleh semua orang.
Jadi tanpa pengenalan dan pemahaman yang tepat, anak remaja bisa saja membelinya dan menggunakannya tanpa sepengetahuan orang tua. Itulah kenapa sosialisasi kondom sejak pada remaja sebaiknya jangan menjadi hal yang tabu.
Tips Memberikan Pendidikan Seksual Sejak Dini
Setelah memahami akan pentingnya memberikan pendidikan seks untuk menjaga kesehatan seksual sejak dini, anda perlu tahu tips mengajarkannya pada anak. Karena memulai pendidikan seksual untuk anak mungkin tidak semudah kedengarannya.
Apalagi jika anda sendiri dulunya tidak mendapat pendidikan tersebut sejak usia dini, ditambah lingkungan masyarakat kita yang masih tabu dengan berbagai hal tersebut. Tipsnya yaitu kenalkan pendidikan seks sesuai tingkat usia anak, seperti yang dijelaskan pada panduan di atas.
Beberapa anak biasanya tidak banyak bertanya, jadi anda sebagai orang tua mungkin perlu memulai percakapan terlebih dahulu. Dan sebaiknya pikirkan dengan baik apa yang ingin anda jelaskan. Pilih bahasa yang mudah dimengerti dan sopan, namun tetap gunakan nama yang benar untuk setiap bagian tubuh anak.
Jangan lupa ajarkan rasa malu pada diri si kecil agar mereka tahu batasan pada orang lain, tidak memperlihatkan alat kelaminnya ke orang lain dan memakai pakaian dengan benar di dalam rumah.
Sudah tahu bukan akan pentingnya menjaga kesehatan seksual sejak dini? Ini akan membantu mencegah penyakit menular seksual serta mengurangi risiko penyakit terkait organ reproduksi. Caranya yaitu dengan memberikan pendidikan seksual pada anak dengan tepat. Sehingga anak bisa tumbuh dengan memiliki masa depan yang cerah.